Sabtu, 26 Januari 2013

E-Commerce

e-Commerce  merupakan  prosedur  berdagang  atau  mekanisme  jual-beli  di  internet  dimana  pembeli  dan  penjual  dipertemukan  di  dunia maya.  e-Commerce  juga  dapat didefinisikan  sebagai  suatu  cara berbelanja  atau  berdagang  secara online  atau  direct selling  yang  memanfaatkan  fasilitas  Internet  dimana  terdapat  website  yang  dapat menyediakan layanan “get and deliver“.
e-Commerce  akan  merubah  semua  kegiatan  marketing  dan  juga  sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan).  Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut :
  • Presentasi electronis (Pembuatan Web site) untuk produk dan layanan.
  • Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
  • Otomasi  account  Pelanggan  secara  aman  (baik  nomor  rekening maupun  nomor kartu kredit)
  • Pembayaran  yang  dilakukan  secara  Langsung  (online)  dan  penanganan  transaksi (Januri, dkk, 2008).
Jenis e-Commerce
e-Commerce  dapat  dibagi  menjadi  beberapa  jenis  yang  memiliki  karakteristik berbeda-beda yaitu:
1. Business to Business (B2B)
Business to Business e-Commerce memiliki karakteristik:
  1. Trading  partners  yang  sudah  diketahui  dan  umumnya  memiliki  hubungan (relationship)  yang  cukup  lama.  Informasi  hanya  dipertukarkan  dengan  partner tersebut. Dikarenakan  sudah mengenal  lawan  komunikasi, maka  jenis  informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
  2. Pertukaran  data  (data  exchange)  berlangsung  berulang-ulang  dan  secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan  kata  lain,  servis  yang  digunakan  sudah  tertentu.  Hal  ini  memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
  3. Salah  satu  pelaku  dapat  melakukan  inisiatif  untuk  mengirimkan  data,  tidak harus menunggu parternya.
  4. Model  yang  umum  digunakan  adalah  peer-to-peer,  dimana  processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
2.  Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer e-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
  2. Servis yang diberikan bersifat umum  (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web.
  3. Servis diberikan berdasarkan permohonan  (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
  4. Pendekatan  client/server  sering  digunakan  dimana  diambil  asumsi  (client consumer)  menggunakan  sistem  yang  minimal  (berbasis Web)  dan  processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
3. Consumen to consumen(C2C)
Dalam  C2C  seseorang  menjual  produk  atau  jasa  ke  orang  lain.  Dapat  juga  disebut sebagai  pelanggan  ke  palanggan  yaitu  orang  yang menjual  produk  dan  jasa  ke  satu sama lain.
Lelang C2C. Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan  lelang dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com,  para  pelanggan  juga  dapat  menggunakan  situs  khusus  seperti buyit.com  atau  bid2bid.com. Selain  itu  banyak  pelanggan  yang melakukan  lelangnya sendiri  seperti  greatshop.com  menyediakan  piranti  lunak  untuk  menciptakan komunitas lelang terbalik C2C online.
4. Comsumen to Business(C2B).
Dalam C2B konsumen memeritahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan  para  pemasok  bersaing  untuk  menyediakan  produk  atau  jasa  tersebut  ke konsumen. Contohnya  di  priceline.com,  dimana  pelanggan menyebutkan  produk  dan harga yang diinginkan, dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.  (Januri, dkk, 2008).
Keuntungan e-Commerce
  1. Bagi Perusahaan, memperpendek  jarak, perluasan pasar, perluasan  jaringan mitra  bisnis  dan  efisiensi,  dengan  kata  lain  mempercepat  pelayanan  ke pelanggan, dan pelayanan  lebih responsif, serta mengurangi biaya-biaya yang berhubungan  dengan  kertas,  seperti  biaya  pos  surat,  pencetakan,  report,  dan sebagainya sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
  2. Bagi Consumen, efektif, aman secara fisik dan flexible
  3. Bagi Masyarakat Umum, mengurangi  polusi  dan  pencemaran  lingkungan, membuka peluang kerja baru, menguntungkan dunia akademis, meningkatkan kualitas SDM (Januri, dkk, 2008).
Kerugian e-Commerce 
  1. Meningkatkan Individualisme, pada perdagangan elektronik seseorang dapat bertransaksi  dan  mendapatkan  barang/jasa  yang  diperlukan  tanpa  bertemu dengan siapapun.
  2. Terkadang  Menimbulkan  Kekecewaan,  apa  yang  dilihat  dilayar  monitor komputer kadang berbeda dengan apa yang dilihat secara kasat mata.

E-Banking

Pengertian Internet Banking - Mungkin teman-teman sekalian sudah sering mendengar istilah Internet Banking, baik di media Surat Kabar, Televisi dan juga Radio. Namun apakah teman-teman sudah mengetahui pengertian internet banking tersebut? Khusus bagi kamu yang belum mengerti arti internet Banking, maka melalui tulisan ini akan saya coba jelaskan tentang pengertiannya. Semoga nantinya kamu tidak kebingungan lagi ketika harus menjawab teman lainnya yang sedang menayakan arti internet banking kepada kamu.

Menurut sumber situs internet saya menemukan pengertian internet banking adalah pemanfaatan tekhnologi internet, sebagai media untuk melakukan transaksi yang berhubungan dengan transaksi perbankan. Kegiatan ini menggunakan jaringan internet, sebagai perantara atau penghubung antara nasabah bank dan pihak bank. Selain itu, bentuk trasaksi yang dilakukan pun bersifat maya, atau tanpa memerlukan proses tatap muka antara nasabah dan petugas bank yang bersangkutan.

Dari pengertian internet banking diatas, maka sedikit dapat ditambahkan bahwa internet banking merupakan sebuah proses transaksi perbankan yang sudah berubah dari yang bersifat konvensional menjadi digital. Transaksi konvensional adalah sebuah transaksi yang memerlukan interaksi secara langsung antara nasabah dan petugas bank.

Jika dengan melakukan transkasi bank secara konvensional dibutuhkan adanya kontak fisik antara pihak bank dengan nasabah, maka ketika menggunakan transaksi digital hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Untuk melakukan transaski bank secara digital, maka aksi komunikasi yang terjalin hanya melalui komunikasi tertulis dengan perantara internet.

Internet Banking Di Indonesia

Setelah dikupas tuntas tentang pengertian internet banking pada tulisan diatas, maka pada bagian ini kita akan membas sedikit mengenai pemanfaatan internet banking di Indonesia, dimana seperti yang banyak kita ketahui, bahwa semenjak tahun 2000 sudah ada metode transkasi internet banking di Indonesia. Meski demikian sampai saat ini keberadaan metode transkasi bank dengan menggunakan layanan internet ini belumlah dilakukan secara maksimal.

Adapun kendala dalam pelaksanaan bertransaksi menggunakan internet banking di Indonesia, kerena disebabkan sistem infrastruktur yang belum memadai dan ditambah lagi belum banyak Bank yang menyediakan fasilitas internet banking secara maksimal di Indonesia.

Belajar Sukses Bisnis dari Kehidupan


Belajar Sukses Bisnis dari Kehidupan


Erik Arianto

Owner Erik Kaktus Indonesia, Trainer dan Pembicara Muda Life Center Indonesia & Focus Persada
Salah satu hukum bisnis menyatakan bahwa kualitas keuntungan tidak ditentukan oleh kuantitas aktivitas bisnis.Tapi justru oleh kualitas transaksi.Karena, tidak sedikit orang menciptakan banyak transaksi, namun kualitas keuntungan yang didapat tak sebanyak jumlah transaksi yang diciptakan. Padahal apa yang kita inginkan adalah transaksi sebanyak mungkin dengan keuntungan sebesar mungkin.
Transaksi adalah pelaksanaan keputusan dealing tentang tawaran yang kita setujui dan tawaran yang kita ajukan.Selanjutnya transaksi menciptakan harga (price of value).
Pada dasarnya semua orang sudah ditakdirkan hidup dengan ‘business of selling’. Terlepas apakah ia pengusaha atau orang biasa. Karena takdir itulah, maka sebagian hukum alam yang mengatur kehidupan ini adalah hukum untung rugi.
Dalam menyikapi hukum, diperlukan kepemilikan sikap mental pengusaha (the entrepreneurship mental attitude). Atau sosok yang bermentalitas ‘creating‘ dan bertanggungjawab atas resiko keputusan yang diambil, serta menerima resiko sebagai pemilik.
Terlepas dari job title yang Anda sandang saat ini, maka Anda adalah pengusaha dalam setiap keputusan yang Anda ambil. Karena Andalah yang akan merasakan rugi dan untungnya. Dan setiap saat kita pasti menciptakan transaksi dari tawaran kehidupan.
Hanya saja yang sering membuat kita menderita kerugian, adalah keputusan transaksi yang tidak didukung oleh mentalitas pengusaha.Banyak sekali komoditas peristiwa hidup yang ditawarkan, tapi tidak kita ciptakan transaksi yang bertanggungjawab untuk memiliki keuntungan dari kerugian atau dari keuntungan.
Walhasil, kita lebih sering menjadi pengusaha yang rugi.Contoh paling ril adalah kegagalan. Baik terjadi pada diri orang lain dan kita, atau disebabkan oleh orang lain atau kesalahan kita sendiri.
Sebenarnya, peristiwa ini adalah komoditas yang ditawarkan oleh kehidupan.Kegagalan yang kita alami, sangat mungkin menjadikan kita rugi atau untung.Banyak pengusaha yang bisa menjadikan kegagalan sebagai the moment of truth untuk membangun keuntungan.Sebaliknya, tak sedikit yang justru menjadikan kegagalan hanya sebagai kegagalan, komoditas yang merugikan.
Watak Tawaran
Tawaran bisnis memiliki dua watak yang menonjol: menarik (to attract), dan mendorong (to push). Kalau Anda pergi ke mal, maka semua komoditas yang dijajakan sudah didesain menarik dan punya daya tarik untuk menggoda kantong Anda. Demikian juga ketika Anda mengunjungi lokasi pasar kaki lima (tradisional).
Meski teknik penjajaan komoditas di pasar tradisional tidak didesain semenarik mal, tapi teknik rayuan hingga gertakan pedagang, dapat mendorong Anda untuk membeli.Bahkan membuat diri Anda seakan-akan bersalah kalau tidak membeli tawarannya.
Tidak berbeda dengan komoditas hidup yang ditawarkan kepada Anda. Baik orang pintar atau orang bodoh, bawahan atau atasan, terhina atau terhormat, pasti mendapatkan peristiwa yang sama. Kegagalan, tantangan, dan kesulitan adalah tawaran yang menarik/mendorong semua orang untuk berpikir negatif dan tidak mau bertanggung jawab apalagi memilikinya.Seakan menjadi aib yang memalukan.
Perbedaannya adalah, apakah Anda akan menjadikan semua peristiwa yang tidak diinginkan itu sebagai tawaran yang perlu diciptakan transaksi? Atau Anda akan membayar langsung?
Ketika Anda membayar langsung hanya karena dorongan (being pushed), atau terkesima oleh godaan daya tarik (being attracted), maka kemungkinan paling dekat adalah Anda tidak puas, atau Anda baru bisa mengakui barang yang Anda beli tanpa transaksi itu berguna setelah barang itu lusuh. Orang terkadang baru sadar, ternyata peristiwa yang tidak diinginkan bisa berguna setelah peristiwa menelan banyak pengorbanan alias lusuh.

Penyebab Kerugian
Meskipun dunia ini terus berubah, tapi tidak berbeda dalam satu hal: terjadi perbandingan yang tidak seimbang antara jumlah populasi dunia yang beruntung dan merugi. Survei yang diadakan Hartford Company menemukan bahwa dari 100 orang ternyata tidak mencapai 20 orang yang dikategorikan beruntung.
Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan kerugian transaksi kehidupan disebabkan oleh hal-hal berikut:

1.Tidak tahu harga/nilai komoditas
Pengusaha yang tidak tahu nilai komoditas akan membuat usahanya tidak untung, atau salah menilai harga jual-beli komoditas.

2.Tidak tahu Indeks Pasar
Supaya transaksi bisa untung, perlu dukungan data, informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang harga yang berlaku bagi komoditas tertentu di pasaran.Demikian juga dengan diri kita.
Komoditas itu bisa bernilai tinggi sehingga layak disebut aset utama tetapi ada yang bernilai lebih rendah dari komoditas yang dimiliki oleh hewan.

3.Tidak menguasai hal teknis
Transaksi, baik dalam bisnis apalagi transaksi harga peristiwa kehidupan, membutuhkan penguasaan teknis.Mungkin bentuknya sangat variatif.
Ibarat seorang sopir. Kalau hanya jasadnya yang mengendalikan kendaraan, maka armada secanggih apapun tak akan bisa membantunya menghindar dari tabrakan.
Demikian pula dengan hidup kita.Yang menentukan pada akhirnya bukan atribut eksternal, tetapi murni diri kita sendiri.

Gergaji Kesuksesan
Supaya bisa menciptakan transaksi yang menguntungkan, pembelajaran hidup yang perlu dijalani adalah seperti dikatakan Covey: mengasah gergaji. Apa saja yang harus Anda asah? Berikut ini urainnya:

1. Kepercayaan Diri
Pengusaha yang untung dalam menciptakan transaksi umumnya cakap dalam mengungkap keunggulan komoditas setinggi-tingginya, sehingga orang lain percaya.Tapi, kecakapan itu bukan peristiwa dadakan (dramatic event), melainkan keahlian yang diasah untuk menemukan keunggulan diri (negotiation skill), dan pengetahuan menyeluruh tentang konstelasi komoditas.
Ketika Anda menerima peristiwa hidup yang tidak diinginkan, maka untung-rugi sebuah transaksi ditentukan oleh sejauh mana Anda percaya bahwa peristiwa itu berharga, dan bahwa nilai yang dikandung di dalamnya bisa Anda gunakan.Kalau Anda tidak tahu harga dan tidak tahu kegunaanya (keunggulan) maka tawaran yang Anda lakukan tidak akurat alias banyak melesetnya.

2.Mentalitas
Belajar pada teori militer, sensitivitas diri seorang prajurit dibentuk dengan menggembleng doktrin yang membuatnya merasa “be” (menjadi). Ketika sudah merasa menjadi, maka gampang untuk “know”, lalu menjalankan “do”.
Demikian pula dengan doktrin pengusaha.Pertama kali adalah tanggung jawab atas resiko, kedua menerima resiko itu dengan rasa memiliki.

3. Kendali
Gergaji ini berfungsi untuk menjalani proses mengasah secara terus menerus. Kalau harus berhenti, niatkan hanya untuk istirahat, bukan meninggalkan.Begitu Anda mendapat stimuli merugikan, segeralah kembali pada predikat pengusaha dengan misi yang Anda emban.
Tanpa mengasah secara terus menerus, maka perubahan nilai komoditas, indek pasar dan penguasaan tehnis yang Anda miliki, akan tertinggal perubahan dunia. Karena tumpul, akibatnya bisa membuat Anda tidak ‘pede’ lagi ketika tawaran transaksi muncul.
Kesuksesan, seperti kata orang, tidak sebagaimana jalan tol, melainkan tangga.Kalau Anda sudah berhasil menapaki tangga pertama, logikanya Anda berpotensi kuat untuk menaiki tangga kedua, ketiga dan seterusnya.Demikian pula, jika Anda sudah bisa menghasilkan keuntungan sedikit, Anda pun punya potensi diri dan peluang untuk menciptakan transaksi dengan keuntungan banyak, walau tidak langsung.

Langkah Awal Memulai Bisnis


Langkah Awal Memulai Bisnis


AR Junaedi

Pengelola bisnis ritel busana dan transportasi internasional, tinggal di Jakarta.
Suatu ketika, Ria, seorang mahasiswi tingkat akhir dan sebentar lagi lulus di salah satu universitas ibokota, berkonsultasi kepada saya melalui blog pribadi saya. “Bapak, saya sangat termotivasi dan ingin membuka usaha.Karena menurut saya, bidang ini adalah yang terbaik daripada saya susah2 mencari kerja.Dari dulu, saya punya mimpi suatu saat saya ingin menciptakan lapangan kerja untuk orang-orang di sekitar saya.Dan jawabannya saya temukan, yaitu dengan merintis usaha.Tapi, saya saat ini masih belum percaya diri dan punya cukup keberanian untuk memulainya.Mengingat saya juga masih akan memulai terjun di dunia kerja.”
Senang sekali mendengar mengakuan tulus seorang mahasiswa yang ingin memulai usaha sendiri, di kala banyak teman-temannya justru berebut ingin menjadi karyawan.Walau memang, tak ada yang salah dengan karyawan, tapi saat ini Indonesia justru sedang butuh lahirnya banyak entrepreneur untuk menguatkan kemandirian bangsa ini.
Untuk menjawab pertanyaan Ria di atas, hal apa yang harus dipersiapkan untuk merintis usaha? Jawaban simpel: Mulai saja! Ya, mulai saja. Biasanya, kalau kita memikirkan persiapan, akan semakin lama kita akan dapat memulai sesuatu. Bukankah kita memang paling ahli untuk menunda dengan beribu alasan yang menurut kita masuk akal?
Karenanya, tak perlu menunggu mental kuat untuk melangkah. Karena mental justru akan terasah ketika kita sudah memulai dan langsung bergelut dengan usaha. Tidak perlu juga menunggu sampai punya percaya diri (Pede).Karena Pede pun terbentuk dengan terjun langsung di bisnis tadi.
Ada seorang sahabat sangat ingin membuka bisnis apotik. Sudah dengan perhitungan modal untung rugi yang matang, tanya kana-kiri pada ahli, dan sudah melihat-lihat lokasi, tapi ia tidak juga memulai. Itu ia lakukan setahun lalu. Sekarang, apa yang terjadi? Masih tidak ada perubahan. Karena ia tidak juga memulai usahanya dengan berbagai alasan. Excuse. Akibatnya, tempat-tempat yang ia incar dulu untuk lokasi apotik, sekarang sudah diisi oleh apotik orang lain. Orang yang berani bertindak.
Seperti orang yang ingin pergi ke Bandung, sahabat saya itu tak pernah sampai Bandung karena tidak ada langkah pertama.Ia sibuk berecana, mencari peta, belajar mendalami Kota Bandung. Selama ia tidak mulai melangkah, tentunya tak akan mungkin ia sampai ke kota tujuan.
Namun, bagi yang berani memulai perjalanan, meski tidak tahu jalan sama sekali, ia akan tetap sampai. Dalam perjalanannya, memang bisa saja ada berbagai kendala dan hambatan. Tapi dengan tetap konsisten berjalan dan jelasnya tujuan, ia pasti akan sampai. Bahkan ia bisa menemukan jalan pintas. Jadi, mulailah segalanya dari yang kecil, fokus dan tetap pada impian kita.
Motivasi Diri
Agar perjalanan kita bisa sampai ke tujuan yang kita impikan, ada beberapa tahapan yang sering digunakan sebagai dasar pemikiran dan kegiatan Komunitas Tangan di Atas (TDA):
Pertama, pray (berdoa). Sebelum memulai aktivitas apapun, menghadaplah pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kaya, Sang Maha Menentukan.Tundukan hati dan mintalah petunjuk-Nya, agar pilihan-pilihan yang kita ambil makin mendekatkan pada mimpi kita dengan jalan yang baik.Karena jalan Tuhan adalah jalan kebaikan.
Sering kali kita lupa. Kita menghadap Allah, hanya di saat susah atau “mentok” saja. Tidak salah memang, karena Allah pasti menerima kita dalam kondisi apapun. Namun, alangkah indahnya bila saat kita memulai perjalanan ditemani oleh Sang Maha Kasih, yang akan akan Menjaga dan Memberikan hasil terbaik untuk kita. Allah pasti tak akan membiarkan hamba-Nya yang sungguh-sungguh berikhtiar tanpa balasan berlimpah. Berdoalah, pasti akan Allah kabulkan.
Kedua, reason (alasan yang kuat).Miliki alasan yang kuat, mengapa kita harus berhasil dalam bisnis.Alasan yang bersifat personal.Bisa dengan menciptakan “surga” dan “neraka”. Maksudnya, surga: mencari alasan terkuat yang bisa membuat bahagia diri kita, ibu, bapak, saudara atau orang yang kita cintai.
Misalnya, kita ingin memberangkatkan orangtua kita beribadah haji.Bayangkan dan rasakan kebahagiaan wajah ibunda dan ayahanda yang bisa berangkat ke tanah suci berkat hasil kerja keras kita. Bayangkan rasa bangga mereka melihat keberhasilan bisnis kita, yang bisa mengantarkan mereka menunaikan kewajiban sebagai muslim itu.
Atau banyak alasan lainnya untuk menciptakan “surga”. Seperti yang keinginan menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang, seperti yang diinginkan Ria di atas. Bayangkan itu sudah terjadi, dan rasakan kebahagiaan karyawan kita ketika bekerja dan menerima penghasilan dari lapangan kerja ciptaan kita. Semua itu tentu akan menjadi alasan kuat yang akan mendorong kita untuk bekerja dengan segenap tenaga dan konsisten mencapai yang kita inginkan.
”Neraka”, yaitu dengan membuat alasan terkuat -yang juga bersifat personal-, yang bila kita tidak berhasil, maka diri kita sendiri atau orang yang kita cintai akan menderita.
Beberapa waktu lalu, ketika saya berkunjung ke rumah sakit, ada sebuah keluarga yang sedang berkumpul, merundingkan apakah ayah mereka yang sedang sakit berat akan tetap masuk ruang ICU dengan biaya mahal, atau dibawa pulang saja dengan resiko fatal, karena ketiadaan biaya.
Tentu kita tak ingin hal itu terjadi pada keluarga kita.Kita pasti ingin memberi perawatan terbaik untuk orang yang kita cintai.Keadaan sulit bagaikan neraka seperti itu, bisa menjadi alasan sangat kuat mengapa kita harus berhasil.
Jadi, cobalah mencari tahu: What is your self emosional burning desire to make you consistance in action? Apa landasan emosional diri Anda yang akan membangun keinginan untuk membuat Anda konsisten melakukan sesuatu. Dengan alasan yang bersifat personal dengan melibatkan emosi diri, kita akan lebih bersungguh-sungguh, ketimbang alasan yang bukan dari dalam diri.
Ketiga, belief (sikap mental). Keyakinan yang tertanam dalam diri kita, akan menentukan pola pikir dan membentuk karakter diri dalam merespons setiap hal yang terjadi.
Belief sudah tertanam dalam diri kita sedari kecil. Keyakinan yang keliru, yang bisa saja sudah melekat dalam diri kita, akan menghambat kemampuan kita yang sebenarnya luar biasa. Contoh, ada orangtua lebih bangga anaknya setelah lulus kuliah, mendapat pekerjaan di perusahaan besar. Atau menjadi pegawai negeri ketimbang menjadi wiraswasta.
Belief seperti ini, akan membuat pola pikir kita mengarahkan kita untuk mengesankan, bahwa wiraswasta bukan hal yang bisa menjadi jalan kesuksesan kita. Menjadi pengusaha, digambarkan bagai sesuatu yang sulit.Banyak resiko.Bidang itu hanya spesial untuk orang yang punya darah pengusaha. Dan berbagai keyakinan lain yang sebenarnya masih perlu dibuktikan kebenarannya.
Belief seperti ini bisa gantikan dengan keyakinan yang baru.Caranya, dengan membuka lagi wawasan kita dengan bergaul bersama orang sukses.Atau lakukan ATM (Amati, Tiru, lalu Modifikasi) jejak rekam kesuksesan para pengusaha. Nantinya, belief yang menghambat di atas, akan tergantikan dengan belief yang membangun.
Disamping itu, kita perlu mereset ulang keyakinan, dan kembali meyakini bahwa kita bisa sukses.Memang, ada kemungkinan kita untuk gagal. Tapi mengapa kita tidak berfokus pada kemungkinan kita akan berhasil?
Thought become thing. Apa yang Anda pikirkan akan menjadi kenyataan. Apa yang Anda yakini: Anda bisa atau Anda tidak bisa, adalah benar.

 

Memulai Usaha dengan Mimpi


Memulai Usaha Dengan Mimpi


Islahuddin

Suasana penuh keakraban terlihat pada acara launching Young Enterpreneurshiop Start Up (YES) Club Jakarta, Maret lalu di gedung Design Center Jakarta. Walau acara itu baru digelar di hari pertama, para peserta yang berjumlah sekitar 25 orang nampak akrab berinteraksi.Sesi terakhir yang banyak diisi tanya-jawab, pun menjadi ajang yang sangat meriah.Pada sesi itu, masing-masing peserta diberi waktu melontarkan usaha yang telah mereka rintis, dan cita-cita mereka sebelumnya.
Suasana seperti ini sangat disyukuri Direktur YES Club Jakarta, Himawan Adibowo. “Yes Club belum berumur satu hari, tapi rupanya sudah terbentuk kerja sama bisnis di dalamnya,” ujar Himawan sambil tersenyum.
Dari peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa itu, tak satupun mempunyai usaha berskala besar.Bisa dibilang rata-rata hanya bermodalkan nekat. Azuz Saputra misalnya, mahasiswa semester enam Jurusan Manajemen di School of Bussines and Management (STIEKPI), selain mau belajar, ia juga harus menjauhkan gengsi untuk memulai dan menggeluti usahanya.
Saat ini, bersama seorang rekannya, Azuz sukses menjadi distributor kentang goreng kemasan di areal kampusnya. Menurut Azuz, sudah bukan saatnya lagi masyarakat menilai suatu pekerjaan itu bergengsi atau tidak. Karena yang terpenting adalah bagaimana bisa terus berusaha dan menghasilkan uang sendiri.
Memang diakuinya, bahwa usaha yang ia jalani sejak tiga bulan lalu itu sangat kecil. Hanya bermodal awal 80 ribu rupiah yang ia belanjakan untuk membeli 40 bungkus kentang goreng kemasan, saat itu ia sanggup menjualnya habis dalam tempo empat hari. Kini, setiap bulan Azuz minimal mampu mengantongi laba 800 ribu rupiah.
Jumlah rupiahnya memang kecil, tapi bagi Azuz yang penting adalah bagaimana menumbuhkan keberanian untuk berusaha, dan memutus ketergantungan pada orangtua.Ia berharap, pengalaman menjadi distributor kecil-kecilan ini menjadi modal untuknya kelak menjalani bisnis yang lebih besar.
Tidak Memilih Rezeki
Dari cerita dan pengakuan yang dipaparkan para peserta Yes Club, terbukti bahwa modal nekat, tahan malu, dan berkhayal, telah banyak mengantarkan para pengusaha untuk memapak sukses dari nol.
Farry Iskandar juga membuktikannya.Sebelum menjadi pengusaha alat-alat petualangan yang dipasarkan secara online, Ferry bekerja sebagai karyawan di sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM).Walau gaji tak besar, bekerja di LSM membuat Ferry nyaman mendapat penghasilan tetap.
Suatu ketika, Ferry memutuskan berhenti menjadi karyawan dan memilih membuka usaha sendiri.Keputusan itu tentu disayangkan banyak rekan dan kerabatnya.Apalagi di masa awal usaha, Ferry sering menggelar dagangan di emperan jalan sekitar kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta setiap Minggu pagi.
Belum lagi tekanan mental yang harus dirasakan Ferry akibat anggapan miring masyarakat yang menilai bekerja di kantor lebih terhormat daripada berdagang di emperan jalan. “Masa awal memulai usaha sangat menyedihkan.Banyak yang menganggap pekerjaan ini sebelah mata,” ujar Ferry.
Pada 2004, bermodal uang delapan juta rupiah di tangan, Ferry jalankan usaha dengan keyakinan bahwa itulah satu-satunya pilihan terbaik untuk meningkatkan penghasilan dirinya. Apalagi saat itu ia sudah ingin berumahtangga, yang ia sadari, kelak tentunya ia butuh penghasilan lebih tiap bulannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Tak keliru Ferry memilih jalan hidupnya. Saat ini terbukti ia bisa menikmati limpahan keuntungan hasil usaha dan buah strategi dirinya untuk terus berjuang dan tak memilih-milih rezeki. Meski banyak perusahaan besar yang bergerak di bidang yang sama, namun Ferry tak gentar. Karena mereka jarang melayani partai eceran, apalagi via online seperti yang ia lakukan.
Kini usahanya perlahan berkembang, tak kenal lelah ia terus berupaya membesarkannya lagi. ”Sampai sekarang, saya masih terus berjuang menggapai mimpi yang besar,” tandas Farry.
Usaha Tiada Henti
Kisah serupa namun tidak sama juga dialami Edi Kurniawan, mantan karyawan sebuah perusahaan otomotif di wilayah Tangerang. Suatu ketika, komunitas Tangan di Atas (TDA) menggelar kegiatan magang yang disebut TDA Apprentice.
Walau kegiatan magang berskala tiga bulan itu tidak memberinya gaji ataupun uang transport, namun berkat keinginan untuk belajar dan menggali ilmu menjadi pengusaha, Edi berani memutuskan untuk meninggalkan kemapanan hidup sebagai karyawan.
Saat itu peserta magang berjumlah sepuluh orang, yang ditempatkan di stan milik Haji Alay di kawasan grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun hanya dua orang yang sanggup mengikutinya sampai akhir, salah satunya adalah Edi.Selama magang, Edi memperhatikan adanya celah menjanjikan dari prospek bisnis online. Maka selepas magang, ia memilih usaha jual beli pakaian bayi usia tiga tahuan ke bawah secara online. Dan pengetahuan tentang dunia garmen yang ia dapat selama magang, sangat membantu perkembangan usahanya.
Edi memiliki alasan kuat mengapa ia bersikeras beralih profesi menjadi pengusaha. Karena ia sangat yakin, bahwa dunia usaha tak ada matinya, selama orang mau berusaha. Keyakinan itu semakin besar ketika Haji Alay, yang merupakan saudagar sukses di Tanah Abang, memotivasinya.Haji Alay sering menekankan, bahwa uang berserakan di mana-mana, dan terus berputar selama 24 jam. Dengan sepuluh tangan sekalipun, kita tak akan sanggup memunguti semua serakan itu, kecuali kita mengetahui caranya.
Jerih payah yang dimulai sejak dua tahun itu kini telah menuangkan hasil.Selain bergerak di bisnis online, Edi juga telah mempunyai dua buah toko di Gedung Jakarta City Center (JaCC). Omset rata-rata perbulan yang ia dapat bisa mencapai 100 juta rupiah, dengan 70-80% berasal dari penjualan online.
Menurut Edi, dua tahun bukanlah waktu yang lama. Namun selama itulah kemampuan seseorang untuk bertahan dalam berusaha ditentukan. Salah perhitungan memang sempat dirasakan Edi, namun itu ia jadikan sebagai ilmu yang tak ternilai, yang ia jaga agar tidak kembali terulang di masa mendatang.
Belajar dari Mimpi
Sementara itu, Atik Wahyu Naryati pengusaha budidaya jamur, kini telah menuai hasil jerih payahnya. Atik yang memulai usaha di akhir 2005 lalu, pada pertengahan 2006 saja sudah menuai hasil yang cukup signifikan, dan usahanya berkembang kian stabil. Bermodal awal hanya enam juta rupiah di tangan, kini setiap bulan Atik menuai sekitar 5-10 juta rupiah keuntungan.
Di bawah bendera CV Fanindo Multi Farm, berbagai jenis jamur kini ia budidayakan. Agar bisa diedarkan ke berbagai tempat dengan mudah, ia kemas bahan dagangannya dalam bentuk jamur kering. Karena keberhasilannya itu, banyak orang dari berbagai daerah datang kepadanya untuk belajar.Dengan tangan terbuka Atik menerimanya.
Kisah sukses juga ditorehkan Masbukhin and Nuni.Pasangan harmonis lulusan Universitas Brawijaya Malang ini, memulai bisnis telepon seluler sejak 2003 lalu.Mereka berdua mendobrak kemapanan tradisi para sarjana yang biasanya lebih memilih berpakaian necis dan menjadi karyawan kantoran.
Masbukhin and Nuni kini sukses memiliki beberapa outlet grosir di Pulogadung Trade Center dan tempat-tempat lain di Jakarta. Seluruhnya tergabung di bawah payung PT Prima Prada Cellular (PCC) yang mereka dirikan.
Bermodal mimpi ingin menjadi sukses, awalnya mungkin banyak dicemooh orang sekitar.Namun jika ingin menjadi pengusaha sukses, modal nekat merupakan salah satu hal yang harus dimiliki.
Hal ini sangat tegas diakui pengusaha sukses Martha Tilaar.Jatuh bangun usaha yang dilakukan ikon kecantikan Indonesia sejak awal dekade 70-an itu, kini terlihat hasilnya.Usahanya terus menggurita.“Jika ingin menjadi pengusaha, kita harus berani untuk nekat, dan menggantungkan mimpi setinggi langit,” tegas Martha.
aks� P a �| �q itu secara baik dan benar (Qs. al-Anfâl [8]: 27-28, dan ayat-ayat lainnya yang bermakna sama).
Ketiga, prinspip ilmu dan profesionalitas. Prinsip ilmu maksudnya semua pekerjaan harus dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan (Qs. al-Isrâ` [17]: 36). Imam Syafi’i mengatakan, “Barangsiapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah dengan ilmu.Barangsiapa menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu.Dan barangsiapa menginginkan kedua-duanya, maka hendaklah dengan ilmu.”(Al-Majmû’ Imam an-Nawawi).
Keempat, prinsip keadilan.Allah Maha Adil dan sangat mencintai keadilan. Dia telah banyak emberi perintah manusia untuk berbuat adil (seperti Qs. an-Nisâ` [4]: 135, dan al-A’râf [7]: 29).
Kelima, prinsip etos kerja/kedisiplinan.Islam adalah agama yang mengajarkan kerja keras dan usaha, di samping berdoa. Karena Allah tak akan merubah suatu kaum, selain mereka merubahnya sendiri (Qs. al-Anfâl [7]: 53). Manusia juga diperintahkan untuk mencari karunia Allah (Qs. al-Jumu’ah [62]: 10). Lalu diperintahkan untuk tidak pasrah (Qs. al-Qashash [28]: 77).
Keenam, prinsip akhlaqul-karîmah, seperti diteladankan Rasulullah (Qs. al-Qalam [68]: 4). Allah telah menyampaikan, jika manusia ingin memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat agar mencontoh dan meneladani akhlak beliau (Qs. al-Ahzâb [33]: 21).
Bahan Bacaan:
Stephen R Covey, The 7 Habits of Highly Effective Person, 1989
Warren Bennis, Managing People is like Herding Cats, 1997
American Management Association, Eighteen Manager Competencies, 1998

Pemimpin Perusahaan yang Tangguh


Pemimpin Perusahaan yang Tangguh


Muhammad Subair
Pengusaha Muslim, Pemilik Guyub Teknologi Nusantara

Semua pekerjaan, besar maupun kecil, harus dilakukan oleh orang yang tepat.Istilah populernya, right man in the right place.Rasulullah SAW beberapa abad yang lampau telah mengingatkan, “Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya (tidak memiliki kapasitas untuk mengembannya), maka tunggulah saat kehancurannya.” (HR al-Bukhari)
Pemimpin memegang kendali terhadap apa yang dipimpinnya. Dan di tangan pemimpin, masa depan perusahaan dan seluruh stake holdernya ditentutan. Seorang pemimpin perusahaan yang ideal, harus mempunyai kapabilitas dan profesionalitas.
Dan sudah begitu banyak buku manajemen maupun psikologi karya para ahli, mencoba merumuskan karakteristik pemimpin perusahaan yang tangguh dan efektif.Dalam buku The 7 Habits of Highly Effective Person (1989), Stephen R Covey menguraikan beberapa kriteria pemimpin organisasi yang efektif. Yaitu:
Pertama, mau terus belajar. Pemimpin harus menganggap seluruh hidupnya sebagai rangkaian dari proses belajar yang tiada henti untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasannya.
Kedua, berorientasi pada pelayanan. Pemimpin yang baik, akan melihat kehidupannya sebagai misi, bukan karir. Ukuran keberhasilannya adalah bagaimana ia bisa menolong dan melayani orang lain. Karena dasar kepemimpinannya adalah kesediaan untuk memikul beban orang lain.
Ketiga, memberikan energi positif. Energi yang dipancarkan ini akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. Sehingga pemimpin berkarakter ini dapat tampil sebagai juru damai dan penengah, untuk menghadapi dan membalikkan energi destruktif menjadi positif.
Keempat, mempercayai orang lain. Dengan mempercayai orang lain, maka pemimpin dapat menggali dan menemukan kemampuan tersembunyi dari pekerjanya.
Kelima, memiliki keseimbangan hidup.Pemimpin efektif merupakan pribadi seimbang, tidak berlebihan, mampu menguasai diri, bijak, tidak gila kerja dan menjadi budak rencana-rencana sendiri.
Keenam, jujur pada diri sendiri.Sikap ini ditunjukkan dengan sikap mau mengakui kesalahan dan melihat keberhasilan, sebagai hal yang berjalan berdampingan dengan kegagalan.
Ketujuh, mau melihat hidup sebagai sesuatu yang baru. Pemimpin seperti ini akan memiliki kehendak, inisiatif, kreatif, dinamis dan cerdik bersikap.
Kedelapan, memegang teguh prinsip.Ia tak akan mudah dipengaruhi, namun untuk hal-hal tertentu ia dapat bersifat luwes penuh harus kompromi.
Kesembilan, sinergistik.Pemimpin harus menjadi katalis perubahan.Sehingga setiap situasi yang dimasukinya, selalu diupayakan menjadi lebih baik. Karena ia selalu produktif dalam cara-cara baru dan kreatif.
Kesepuluh, selalu memperbaharui diri.Pemimpin harus bersedia secara teratur melatih empat dimensi kepribadian manusia.Yaitu fisik, mental, emosi, dan spiritual, untuk memperbarui diri secara bertahap.
Sedangkan Warren Bennis (Managing People is like Herding Cats, 1997) mensyaratkan beberapa karakteristik sebagai pemimpin perusahaan yang tangguh:
Pertama, pengenalan diri.Pemimpin yang tangguh pasti mampu mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.Ia akan sering menggunakan jasa pihak lain untuk memberi masukan dan pemahaman atas kepribadiannya. Dengan bekal pemahaman atas dirinya, ia dapat bergerak maju memperbaiki kekurangan, dan melesat jauh bersama kelebihannya.
Kedua, terbuka terhadap umpan balik. Pemimpin yang efektif akan mengembangkan sumber-sumber umpan balik yang bervariasi dan berharga mengenai perilaku dan kinerja dirinya. Ia cenderung memiliki gaya yang terbuka. Dalam proses pembelajaran itu, ia akan menjadi sangat reflektif terhadap apa yang dikerjakannya, kendati itu dapat membuat dirinya rawan terhadap kritik.
Ketiga, pengambil resiko yang selalu ingin tahu.Kebanyakan pemimpin adalah petualang, pengambil risiko, dan selalu ingin tahu, bahkan sangat ingin tahu.Mereka tampak mampu mengambil resiko sangat besar dan membiasakan dirinya selalu terlibat dalam situasi berbahaya.Hampir selalu terjadi, para pemimpin besar mengalami kemunduran, krisis, atau kegagalan dalam kehidupan mereka.
Keempat, konsentrasi pada pekerjaan.Pemimpin yang tangguh adalah orang yang walau berkemampuan kecil dalam hubungan antarpribadi, tapi memiliki tingkat konsentrasi yang luar biasa.Matanya tajam fokus pada pekerjaan, perusahaan, sasaran-sasaran, dan misi-misinya.
Kelima, menyeimbangkan tradisi dengan perubahan.Alfred North Whitehead pernah mengatakan, pemimpin efektif harus memiliki keterikatan, baik dengan budaya maupun kebutuhan perbaikan dan perubahan.
Keenam, bertindak sebagai model dan mentor. Pemimpin yang tangguh akan bangga menjadi mentor, dan merasa menang ketika berhasil melahirkan pemimpin-pemimpin baru. Ia akan menghargai kemenangan itu dengan menjadikan seluruh periode kehidupan sebagai proses belajar, dan memanfaatkan semua pengalaman secara didaktik.
Selain dua rumusan karakteristik di atas, masih banyak lagi rumusan ciri dan karakteristik pemimpin perusahaan yang tangguh dan efektif.Enterprising Nation (1995) mensyaratkan untuk menjadi pemimpin perusahaan yang tangguh harus memiliki delapan kompetensi. Yaitu: people skills, strategic thinker, visionary, flexible and adaptable to change, self-management, team player, ability to solve complex problem and make decisions, dan ethical/high personal standards.
Sedangkan American Management Association (Eighteen Manager Competencies, 1998) menuliskan 18 kompetensi yang harus dimiliki manajer tangguh. Yaitu: efficiency orientation, proactivity, concern with impact, diagnostic use of concepts, use of unilateral power, developing others, spontaneity, accurate self-assessment, self-control, stamina and adaptability, perceptual objectivity, positive regard, managing group process, use of sosialized power, self-confidence, conceptualization, logical thought, dan use of oral presentation.
Prinsip Kriteria Islam
Target konsep-konsep modern di atas, terlihat hanya untuk mendapatkan keuntungan dunia.Sementara Islam telah memberi solusi lebih dari itu, agar yang kita kerjakan juga dapat menghasilkan keuntungan akhirat, di samping dunia.
Sebagai agama yang komprehensif dan lengkap mengatur segala aspek kehidupan manusia, Islam memiliki prinsip-prinsip mendasar yang secara khusus mengatur penjabaran visi, misi, kewajiban, fungsi, tugas, wewenang, tanggung jawab manusia di muka bumi.Tak terkecuali dalam memimpin perusahaan.
Setiap pribadi yang mendapat amanah sebagai pemimpin, harus mampu terus memegang prinsip-prinsip Islam (Qs. al-Baqarah [2]: 208). Dan Islam telah memberikan konsep dan prinsip yang lengkap dan sempurna untuk membentuk pemimpin yang ideal. Yaitu:
Pertama, prinsip ibadah.Seorang pemimpin pada hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Maka sudah seharusnya seluruh amal perbuatannya didasarkan pada tujuan utama ikhlas mencari ridha-Nya (Qs. adz-Dzâriyat [51]: 56, dan an-Nisâ` [4]: 36).
Kedua, prinsip amanah.Pemimpin yang mengaku beriman dan Islam, harus menjalankan dua jenis amanah yang dibebankan kepadanya.Yaitu amanah dari Allah dan Rasul-Nya, berupa kewajiban untuk menjalankan segala perintah Allah dan Rasul-Nya, serta menjauhi segala larangan Allah dan Rasul-Nya.Serta amanah dari manusia, yang meliputi berbagai hal yang menyangkut hajat hidup manusia sehari-hari.Baik dalam urusan pribadi, maupun urusan bersama.
Setiap individu yang mendapat amanah dari manusia untuk memimpin, mendapat beban amanah untuk mengurus, mengatur, memelihara dan melaksanakan kewajiban itu secara baik dan benar (Qs. al-Anfâl [8]: 27-28, dan ayat-ayat lainnya yang bermakna sama).
Ketiga, prinspip ilmu dan profesionalitas. Prinsip ilmu maksudnya semua pekerjaan harus dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan (Qs. al-Isrâ` [17]: 36). Imam Syafi’i mengatakan, “Barangsiapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah dengan ilmu.Barangsiapa menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu.Dan barangsiapa menginginkan kedua-duanya, maka hendaklah dengan ilmu.”(Al-Majmû’ Imam an-Nawawi).
Keempat, prinsip keadilan.Allah Maha Adil dan sangat mencintai keadilan. Dia telah banyak emberi perintah manusia untuk berbuat adil (seperti Qs. an-Nisâ` [4]: 135, dan al-A’râf [7]: 29).
Kelima, prinsip etos kerja/kedisiplinan.Islam adalah agama yang mengajarkan kerja keras dan usaha, di samping berdoa. Karena Allah tak akan merubah suatu kaum, selain mereka merubahnya sendiri (Qs. al-Anfâl [7]: 53). Manusia juga diperintahkan untuk mencari karunia Allah (Qs. al-Jumu’ah [62]: 10). Lalu diperintahkan untuk tidak pasrah (Qs. al-Qashash [28]: 77).
Keenam, prinsip akhlaqul-karîmah, seperti diteladankan Rasulullah (Qs. al-Qalam [68]: 4). Allah telah menyampaikan, jika manusia ingin memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat agar mencontoh dan meneladani akhlak beliau (Qs. al-Ahzâb [33]: 21).
Bahan Bacaan:
Stephen R Covey, The 7 Habits of Highly Effective Person, 1989
Warren Bennis, Managing People is like Herding Cats, 1997
American Management Association, Eighteen Manager Competencies, 1998

Bahayakah Jika Anak Gila Bola?


Bahayakah Jika Anak Gila Bola?


Sepakbola, sudah bukan lagi menjadi sekedar hobi bermain, tapi kini para penggila olahraga sepakbola atau biasa disebut gibol (gila bola), sudah membentuk komunitas tersendiri.Selama gibol masih on the track yang benar, rasanya tak ada yang salah dengan kecenderungan itu.Tapi bagaimana jika gibol menyerang buah hati Anda?Apa mengkhawatirkan, dan apa yang harus Anda lakukan?
Seorang ibu mengeluh kepada psikolog di Batam.“Anak saya sekarang sudah tak mau lagi ikut kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, selain sepakbola.Hampir setiap hari, aktivitasnya tak jauh-jauh dari bola, dan bola. Mulai dari bermain bola dengan kawan-kawannya, membaca berita sepakbola di koran, sampai bergadang hanya untuk menonton tayangan langsung pertandingan sepakbola. Bukan hanya tim-tim dalam negeri yang ditonton, nama-nama pemain tim Italia, Inggris dan Belanda sudah dihapal di luar kepalanya.”
Seorang bapak lainnya juga mengeluhkan hal serupa.“Anak saya sekarang sudah kelas lima.Hari-hari yang ada di otaknya hanya sepakbola. Ketika duduk di kelas dua hingga kelas empat, cita-citanya masih ingin menjadi pilot pesawat tempur. Tapi sekarang ia sudah tak lagi bercita-cita, sejak menjadi gibol.”
Semakin hari, keluhan seperti itu kian menumpuk.Ketika Qalam melakukan penelusuran kepada sejumlah orangtua dan psikolog, terbukti semakin banyak saja orangtua yang resah dan khawatir terjadap tumbuh kembang anak mereka, sejak menjadi gibol.Namun pandangan berbeda disampaikan psikolog yang juga Ketua Komisi Perlindungan Anak Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Bibiana Dyah Sucahyani, yang menilai tak ada masalah dengan gibol, dan kecenderungan itu tak perlu dikhawatirkan.“Justru bisa dijadikan sebagai motivasi,” tegasnya.
Menurut alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu, dampak positif kesenangan anak pada olahraga sepakbola adalah terwujudnya sarana penyaluran energi anak kepada hal-hal positif. Motorik anak akan terlatih. Juga, dari kecenderungannya itu dapat diamati apakah si anak memang benar-benar memiliki potensi di bidang sepakbola.
Lebih jauh, sepakbola akan melatih anak untuk bersikap sportif, taat aturan, bisa bekerjasama dalam tim, disiplin dan mempelajari berbagai strategi. Hanya ada sedikit dampak negatifnya jika si anak tidak diperhatikan keseimbangan kegiatannya dengan hal lain. Hingga anak hanya akan menghabiskan waktunya untuk bermain atau menonton bola, ia pun akan lupa untuk belajar.
Tapi, jika gibol disalurkan dengan cara yang tepat, tentu tak akan mengganggu prestasi belajar anak. Gibol justru akan lebih memotivasi anak. Misalnya, jika anak berprestasi atau mendapat nilai bagus di sekolah, maka orangtua dapat mengajak si anak nonton langsung pertandingan sepakbola tim kesayangan. Atau, membelikannya sampul buku bergambar bola dan sebagainya.Disamping itu, gambar pemain idola juga dapat dijadikan motivasi untuk memacu prestasi akademik anak.
Permainan sepakbola juga dapat berdampak langsung pada kegiatan belajar anak. Jika anak dapat fokus pada bola saat bermain sepakbola, ia pun akan mampu fokus pada pelajaran di kelas.
Kiat menghadapi anak yang gibol, orangtua harus lebih kreatif mempergaulinya.Biasanya, anak gibol cenderung kinesketik, maka metode pembelajaran kinesketik yang layak digunakan untuk membantu anak lebih menguasai pelajarannya.
Lalu, bagaimana cara menyalurkan bakat anak gibol? Menutur Bibiana, diperlukan stimulasi dengan minat bakat yang relevan. Karena ia memiliki kecerdasan kinesketik, pilihan tepat adalah memasukkan anak ke klub sepakbola. Namun tentunya, harus diupayakan adanya kesepakatan bersama antara anak dan orangtua dalam urusan mengatur waktu.
Bagi kalangan penyelenggara pendidikan, anak-anak gibol bisa diberdayakan dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler sepakbola.Dalam kegiatan itu, anak diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan multiple intelligencesnya.Salah satunya kecerdasan kinestik.Dengan memberi stimulasi dan kesempatan kepada anak gibol, kiranya pengembangan potensi dan penyaluran minatnya yang terarah, sangat dapat membantu dalam pembentukan karakter positif dirinya.
Kesehatan Mental Gibol
Jika ditelusuri lebih jauh hasil-hasil penelitian dan dampak psikologis dari gibol, fakta cukup mengejutkan dapat ditemui. Dalam penelitian yang dilakukan Masterton G. dan Mander J.A. (1990) yang dimuat dalam The British Journal of Psychiatry, dibuktikan bahwa saat Piala Dunia sepakbola digelar, jumlah pasien gawat darurat psikiatri mengalami penurunan besar selama dan sesudah pertandingan final.
Memang, ketika tim pujaan kalah, ada pengaruh negatif bagi kesehatan para gibol pencinta tim itu. Tapi pengaruh itu tidak terlalu serius.Karena menonton pertandingan sepakbola, menurut penelitian itu, merupakan tindakan katarsis yang memberi kesempatan penonton pria untuk mengekspresikan dan merilis emosi internalnya.
Lebih dari itu, ternyata gibol juga terbukti dapat mencegah kaum muda dari aksi percobaan bunuh diri.Sebab, saat menonton pertandingan sepakbola, para gibol memiliki cukup banyak momentum untuk melepaskan ekspresi emosi.Secara psikologis, hal ini dapat membantu mereka untuk menurunkan tingkat stres, yang sebagian berujung pada upaya bunuh diri.
Seperti dirilis Mental Health Foundation dari Inggris, saat mengalami masalah mental, satu dari empat lelaki muda di bawah umur 35 tahun rentan untuk melakukan bunuh diri. Kelompok usia ini memang merupakan penggemar bola terbanyak di seluruh dunia. Maka, pelepasan emosi –dengan menonton sepakbola- penting untuk menjaga kesehatan.Seperti menurut penelitian yang dilakukan psikolog dari Northumbria University Inggris, gara-gara sepakbola, pria menjadi lebih mudah untuk mengungkapkan emosinya.
Selain berdampak pada emosi, sepakbola juga sangat berpengaruh kepada relasi, identitas, dan penghargaan diri. Menurut penelitian Sir Norman Chester Centre for Football Research, University of Leicester di Inggris, satu di antara empat orang yang menyebut dirinya penggila bola, mengatakan bahwa sepakbola merupakan satu hal paling penting dalam hidup mereka.
Di balik manfaat itu, ada bahaya yang mengintai gibol jika tidak diantisipasi dampaknya. Sebuah penelitian membuktikan, menjelang pertandingan Piala Eropa 2008, para dokter di benua Eropa telah bersiap-siap menghadapi meningkatnya panggilan gawat darurat, serangan jantung, kekerasan pada istri, pelanggaran menyetir dalam keadaan mabuk, depresi, melukai diri sendiri, bahkan bunuh diri. “Semakin penting pertandingan, semakin besar resikonya,” ujar Ute Wilbert-Lampert, peneliti dari The Munich University Clinic di Jerman, sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Selama pertandingan Piala Dunia 2006, ditemukan sejumlah kasus cardiac arrest atau jantung berhenti mendadak dan berdebar-debar yang menimpa kaum pria di Munich. Di kalangan wanita, kasus itu meningkat dua kali lipat.Terlebih ketika Tim Jerman berlaga di perempatfinal melawan Argentina.Kasusnya kian meningkat saat Jerman berlaga di semifinal melawan Italia, dan kalah.
Di Inggris, peneliti menemukan serangan jantung meningkat 25 persen ketika Inggris kalah dari Argentina melalui tendangan pinalti di Piala Dunia 1998.Peningkatan angka itu membuat para ahli menganjurkan agar kalangan orang yang memiliki resiko stres gara-gara pertandingan bola, untuk mengonsumsi obat-obatan receptor blocker, aspirin, dan statin.Mereka bahkan menawarkan kalangan yang rentan itu melakukan terapi perilaku untuk menenangkan diri sebelum duduk di sofa dan menonton pertandingan.
Herve Douard ahli penyakit jantung di University Hospital Clinic di Bordeaux, Perancis, menganjurkan agar para pasiennya yang berpotensi terserang jantung maupun yang efektif terserang jantung, untuk tidak nonton pertandingan penting sepakbola.
Tapi, tidak semua pertandingan sepakbola mendatangkan bahaya. Sebuah penelitian terbaru, seperti dirilis situs BBC menyatakan, menonton tim sepakbola kesayangan menang dalam pertandingan penting, akan berefek baik untuk jantung. Buktinya, angka kematian karena serangan jantung di Perancis mengalami penurunan signifikan, ketika tim nasional mereka menang 3-0 atas Brasil di Final Piala Dunia 1998. (saibansah dardani)

 


 

0i{ � r i �| �q .0001pt'>Ada sebuah anekdot menyebutkan: Kalau otak manusia itu ada yang menjual, maka yang paling mahal harganya adalah otak orang Indonesia. Tahu alasannya? Karena otak orang Indonesia masih orisinil dan segar (fresh), sebab jarang dipakai. Sungguh menyedihkan!

Lalu, seberapa besarkah peran takdir? Seorang mentor pernah berkata, “Takdir akan turun jika kita telah berusaha semaksimal mungkin.” Betul! Karena Allah SWT telah mengaskan, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (Qs. ar-Ra’d [13]: 11)
Sudah seharusnya kita bisa memahami keunikan diri masing-masing.Melihat bahwa kita, sebagai individu maupun bangsa, memiliki potensi dan keunggulan tersendiri, yang bisa kita berdayakan agar menjadi manusia atau bangsa yang luar biasa.
Jika kita fokus pada kelebihan diri, maka kemajuan bisa kita peroleh. Namun jika kita hanya melihat kekurangan atau keterbatasan yang kita miliki, bisa dipastikan kemajuan atau kesuksesan akan kian menjauh.